Tag: radikal

212: Perlawanan Senyap Terhadap Ketidakadilan

BERKUMPULNYA jutaan manusia menuju satu titik dalam satu momen, 2 Desember 2018, dalam satu sikap yang tertib dan damai, bagaimanapun adalah sebuah sebuah fenomena menakjubkan. Tak pernah sebelumnya terjadi konsentrasi massa secara massive dan padat di bentangan area lebih dari satu juta meter persegi di seputar Monumen Nasional hingga rentang Jalan Merdeka Barat-Thamrin dan beberapa jalan lain di sekitarnya. Tak ada kekerasan, melainkan sikap santun yang adab, dan tak menyisakan sampah maupun kerusakan rumput dan tetumbuhan. Selesai tepat menjelang tengah hari sesuai batas waktu yang diperjanjikan dengan aparat keamanan dan ketertiban.

Sikap para bhayangkara kepolisian dan prajurit TNI tak kalah menakjubkan. Ramah dan tak menampilkan sikap dominan represif. Bahkan sejumlah prajurit TNI membagikan ransum makan mereka kepada sejumlah massa pengunjung, sehingga bahkan memunculkan pertanyaan seorang anggota masyarakat, “Lalu, bapak sendiri nanti makan apa?”. Ini mengingatkan kepada sikap sebagian prajurit pengamanan di tahun 1966 di tengah kegarangan rezim ketika menghadapi mahasiswa peserta demonstrasi. Continue reading “212: Perlawanan Senyap Terhadap Ketidakadilan”

Saat Masjid Dilanda Stigmatisasi

MELAKUKAN penelitian selama tiga pekan –29 September hingga 21 Oktober 2017– Lembaga Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) dan Rumah Kebangsaan tiba pada kesimpulan bahwa terdapat 41 masjid dari 100 masjid di lingkungan kementerian, lembaga dan BUMN telah terpapar paham radikalisme. Kesimpulan itu disajikan ke publik dalam satu presentase di depan pers Minggu 8 Juli yang baru lalu.

Kesimpulan diambil berdasarkan data khutbah Jumat yang direkam audio dan video, serta data berupa buletin, kalender, majalah. Penelitian mengukur sikap terhadap khilafah, sikap terhadap agama lain, sikap terhadap minoritas, serta mencatat penyampaian-penyampaian ujaran kebencian. Disebutkan setiap minggu rata-rata terkumpul 90 persen rekaman audio. Perekaman audio dan video dilakukan ala spion, diam-diam agar jangan diketahui jamaah. Maka tak selalu berhasil ada rekaman, antara lain karena alasan keamanan (dicurigai) atau posisi terlalu mencolok sehingga tak mungkin melakukan perekaman. Continue reading “Saat Masjid Dilanda Stigmatisasi”